Jemaah Haji Bisa Mengenang Sejarah Nabi dan Sayyidina Hamzah di Jabal Uhud

Rabu, 08 Juni 2022 - 17:01 | 38.14k
Jemaah Haji Bisa Mengenang Sejarah Nabi dan Sayyidina Hamzah di Jabal Uhud
Jabal Uhud, tempat bersejarah bagi umat Islam.(Foto: Yatimul Ainun/TIMES Indonesia)

TIMES HAJI, JAKARTA – Jemaah calon haji Indonesia (JCH Indonesia) yang sudah tiba di Madinah, selain beribadah di Masjid Nabawi, juga melakukan ziarah ke beberapa lokasi bersejarah di Madinah.

Salah satunya ke Jabal Uhud. Jemaah bisa belajar kisah Rasulullah SAW, Sayyidina Hamzah dan sahabat lainnya saat perang Uhud.

TIMES Indonesia saat mengunjungi Jabal Uhud, Rabu (8/6/2022), terlihat beberapa jemaah haji dari berbagai negara, Pakistan dan juga Indonesia sudah berziarah ke makam Sayyina Hamzah dan 69 syuhada lainnya yang gugur saat perang Uhud.

Dalam sejarah Islam, Jabal Uhud, adalah gunung yang sangat mencintai dan dicintai Nabi Muhammad. Uhud, yang artinya penyendiri. Kelebihan Jabal Uhud, setiap tahun, pasti diziarahi oleh Nabi Muhammad.

Jabal-Uhud-b.jpg

Kebiasaan ini kemudian diteruskan para khalifah setelah Nabi wafat. Dan kini Uhud menjadi salah satu tujuan utama ziarah para jamaah haji di Madinah. Terutama jemaah haji dan Umrah asal Indonesia.

Uhud memang memiliki sejumlah keutamaan, wajarlah bila para berziarah selalu menyempatkan diri mengunjunginya.

Salah satu keutamaan Uhud, seperti di dauhkan oleh Anas, bahwa Nabi Muhammad memandang ke Uhud sambil berkata, "Sesungguhnya Uhud adalah gunung yang sangat mencintai kita, dan kita pun mencintainya."

Di Jabal gunung itu, jemaah antara lain ziarah ke makam para syuhada yang di dalamnya ada makam Sayidina Hamzah. Ziarah di sini, jemaah akan mendapatkan kisah bahwa jasad Hamzah tetap utuh abadi dan tidak hancur dimakan tanah.

Selain makam syuhada Uhud, tempat bersejarah di kompleks ini adalah masjid Jami Sayyid Syuhada. Di masjid itu, Nabi pernah shalat dzuhur setelah Perang Uhud selesai.

Selanjutnya, di belakang masjid ada bukit yang tingginya 20 meter itu adalah Gunung Rumat alias gunung pemanah atau juga disebut Jabal Ainain. Disitu pasukan panah meluncurkan anak panah ke arah musuh.

Gunung Uhud tersebut berjarak 4 kilometer dari Masjid Nabawi. Meski cuacanya sangat panas pagi itu, ratusan jemaah haji Indonesia dengan semangat mendaki sebuah bukit Rumah atau Jabal Isnain, yang sangat bersejarah itu.

Sementara Jabal Uhud, adalah bukit-bukit tinggi menjulang yang jaraknya 1 kilometer di depan Gunung Rumat. Jabal Uhud termasuk gunung terbesar di Madinah. Ia memiliki keliling 19 kilometer dan tinggi 1 kilometer dari permukaan air laut atau 300 meter dari permukaan tanah.

Jabal-Uhud-c.jpg

Umat Islam akan selalu mengingat nama Uhud, karena di lembah gunung ini pernah terjadi perang besar antara umat Islam dan tentara Quraisy. Perang yang terjadi pada 15 Syawal 3 Hijrah atau Maret 625 Masehi itu terkenal dengan nama Perang Uhud.

Perang Uhud merupakan perang balas dendam tentara Quraisy setelah kalah dalam Perang Badar. Mereka membakar ladang gandum milik umat Islam di Jabal Uhud yang memancing kemarahan penduduk Madinah.

Dalam perang ini, Nabi mengerahkan 1.000 pasukan. Namun 300 dari pasukan itu dipimpin Abdullah ibn Abi al-Munafik membelot, sehingga pasukan Rasulullah tinggal 700 orang termasuk 50 pasukan berkuda. Sementara tentara Quraisy yang dipimpin Bani Abdud Dar berjumlah 3.000 dan 200 pasukan kuda.

Dengan jumlah pasukan yang hanya sepertiga dari musuh, Nabi mengatur strategi dengan menempatkan pasukan di atas Jabal Uhud, sementara regu pemanah jitu disiagakan di Gunung Rumat.

Kepada 50 pemanah jitu yang dipimpin oleh Abdullah Ibn Jabir, dalam sebuah kitab sejarah, Nabi Muhammad berkata: "Lindungilah pasukan kuda. Jangan sampai mereka menerobos kita dan tetaplah di tempatmu, kalah atau menang, jangan sampai mereka masuk dari belakangmu,".

Strategi tersebut, Nabi memperoleh kemenangan. Namun sayangnya setelah kemenangan itu, para pemanah jitu itu lupa pesan Nabi. Mereka tergoda untuk mengambil rampasan perang yang ada di bawah kaki jabal rumat. Maka saat pasukan muslim sibuk dengan rampasan, pasukan musyrikin pun menyerang balik mereka.

Perang berakhir dengan gugurnya 70 orang tentara muslim dan 22 orang kafir Quraisy. Salah satu yang gugur dari pasukan muslim adalah Hamzah, paman Nabi. Sedangkan Nabi pun terluka parah, rahangnya sampai patah.

Selanjutnya, Nabi Muhammad kemudian memerintahkan agar para tentara yang mati sahid atau syuhada dimakamkan di lapangan tempat terjadinya perang Uhud. Saat ini pemakaman itu menjadi tujuan ziarah para jemaah untuk kirim fatihah ke para syuhada dan mengenang sejarah dan perjuangan para pembela Islam yang dikomando langsung oleh Rasulullah.(*)

Pewarta : Yatimul Ainun
Editor : Imadudin Muhammad
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok
Berita Haji Terbaru