4 Jenis Dam Haji dan Cara Pembayarannya

Minggu, 19 Juni 2022 - 13:17 | 345.29k
4 Jenis Dam Haji dan Cara Pembayarannya
ilustrasi JCH Indonesia. (Foto: Dok TIN)

TIMES HAJI, JAKARTA – Dam Haji merupakan denda yang harus dibayar oleh jemaah haji karena melanggar larangan ihram. Jemaah calon haji (JCH Indonesia) yang melanggar larangan ihram wajib membayar Dam Haji, untuk menyempurnakan ibadah haji.

Ketentuan Dam Haji dibahas dalam kitab Al-Majmu' ala Syarhil Muhadzab oleh Imam An-Nawawi. Dalam kitab tersebut ada empat kategori dam haji, sebagai berikut:

1. Tartib dan Taqdir

Ketentuan Dam Haji Tartib dan Taqdir adalah dam yang diperuntukkan kepada jamaah haji yang melakukan haji tamattu', haji qiran dan yang melakukan beberapa pelanggaran wajib haji antara lain:

  • tidak berniat (ihram) dari miqat makani
  • tidak mabit di Muzdalifah tanpa alasan syar'i
  • tidak mabit di Mina tanpa alasan syar'i
  • tidak melontar jumrah
  • tidak melaksanakan thawaf wada

Pembayaran dam haji ini berupa menyembelih seekor kambing. Apabila tidak dapat menyembelih seekor kambing, maka yang bersangkutan harus melaksanakan 10 hari puasa dengan ketentuan sebagai berikut:

tiga hari puasa dilaksanakan selama ibadah haji
tujuh hari sisanya dilaksanakan di kampung halaman 

2. Tartib dan Ta'dil

Ketentuan dam haji tartib dan ta'dil adalah dam yang diperuntukkan kepada seorang muhrim yang melakukan hubungan suami-istri sebelum tahallul awal serta sebelum seluruh rangkaian umrah selesai. Pembayaran dam haji ini berupa menyembelih seekor unta.

Apabila tidak mampu menyembelih unta, bisa diganti dengan seekor sapi atau lembu. Apabila masih tidak mampu, dapat diganti dengan menyembelih tujuh ekor kambing.

Pembayarannya dimulai sejak pelanggaran terjadi dengan ketentuan semua alaman ibadah haji / umrahnya harus diselesaikan dan wajib mengulang haji/umrahnya karena haji/umrahnya tidak sah. 

3. Takhyir dan Ta'dil

Ketentuan dam haji takhyir dan ta'dil adalah dam yang diperuntukkan kepada muhrim yang berburu binatang ketika berada di tanah Haram atau halal setelah ihram. Dam ini juga diperuntukkan kepada muhrim yang menebang atau mencabut pepohonan di tanah haram mekah.

Pembayaran denda terhadap dam kategori ini berupa menyembelih binatang yang sebanding dengan binatang yang diburu atau memberi makan fakir miskin yang ada di Mekah dengan nilai harga binatang yang diburu. Jika tidak dapat melakukannya dapat membayar denda dengan puasa sejumlah bilangan mud yang senilai dengan binatang yang diburu.

4. Takhyir dan Taqdir

Ketentuan dam haji takhyir dan taqdir adalah dam yang diperuntukkan kepada jamaah haji yang melakukan hal-hal berikut ini:

  • membuang/mencabut/menggunting rambut
  • memakai pakaian yang dilarang dalam ihram seperti pakaian berjahit, topi, perhiasan dan lain sebagainya
  • mengecat/memotong kuku
  • memakai wangi-wangian 
  • Pembayaran dendanya berupa menyembelih seekor kambing atau bersedekah kepada enam orang fair miskin. Apabila tak dapat  melakukannya dapat membayar denda dengan cara berpuasa selama tiga hari. 

Demikian itu ketentuan dam haji, dendanya disesuaikan dengan kategori dam hjai. Semoga informasi di atas bermanfaat terutama untuk JCH Indonesia(*)

Pewarta : Yatimul Ainun
Editor : Imadudin Muhammad
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan
Berita Haji Terbaru