Jejak Perjuangan Nabi Muhammad yang Nyaris Hilang di Madinah

Minggu, 24 Juli 2022 - 07:41 | 151.96k
Jejak Perjuangan Nabi Muhammad yang Nyaris Hilang di Madinah
Bekas lokasi penyambutan jemaah haji dari Makkah, menuju Madinah, saat zaman Rasulullah. (Foto: Yatimul Ainun/TIMES Indonesia)

TIMES HAJI, MADINAH – Tak jauh dari Masjid Nabawi, ada sebuah gunung yang bernama Gunung Su'al. Dibawah gunung tersebut zaman Rasulullah, menjadi tempat menyambut jemaah haji yang datang ke Madinah, setempat dari tanah suci Makkah. Jemaah haji bermaksud akan ke masjid Nabawi dan sekaligus untuk bertemu dengan Nabi Muhammad.

Kini, lokasi penyambutan para tamu Allah dari Makkah itu hanya tinggal kenangan. Tak satupun ada prasasti yang menandakan jika area atau tanah tersebut saat zaman Rasulullah pernah menjadi lokasi penyambutan tamu Allah dari Makkah.

Lokasi tersebut kini sudah menjadi jalan beraspal dan terbentang jembatan beton dan di kanan kirinya sudah dipadati bangunan bertingkat, rumah toko dan juga perhotelan.

Yang tersisa hanya satu bangunan kuno kecil, tanpa atap, di lereng gunung Su'al. Bangunan tersebut masih ada hingga saat ini. Namun, hanya tinggal bangunan yang tidak terawat.

Perjuangan-Nabi-Muhammad-2.jpgLokasi yang pernah menjadi tempat Nabi Muhammad istirahat bersama pasukan perang Uhud, setelah perjalanan dari gunung Uhud usai perang Uhud. (Foto: Yatimul Ainun/TIMES Indonesia)

"Itu dahulu jadi pos tempat penyambutan jemaah haji saat akan masuk ke Madinah menuju Masjid Nabawi dan rumah nabi," kata Badar, warga Indonesia, yang sudah jadi mukimin puluhan tahun di Arab Saudi.

Posisi Gunung Su'al, tidak jauh dari gunung Uhud. "Lokasi penyambutan jemaah haji itu namanya Tsaniyatul Wada'. Di lokasi ini Sahabat Anshar (warga asli Madinah yang muslim) juga menyambut Nabi Muhammad dengan melantunkan shalawat Badar," katanya.

"Jika di Indonesia, lokasi ini akan menjadi sejarah dan akan dirawat, diabadikan. Karena menjadi lokasi sejarah Islam. Di Indonesia, jejak Walisongo saja diburu oleh umat Islam menjadi tempat ziarah. Disini berbeda," kata Staf Khusus Menteri Agama RI, Bidang Media dan Komunikasi Publik, Wibowo Prasetyo, kepada tim Media Center Haji (MCH) Daerah Kerja (Daker) Madinah.

Menurut Gus Bowo, begitu Wibowo Prasetyo, karib disapa, pihaknya mencoba menelusuri beberapa lokasi yang bersejarah saat perjuangan Rasulullah. "Melihat langsung lokasi yang pernah di tempati Nabi Muhammad," katanya.

Perjuangan-Nabi-Muhammad-3.jpgGua Uhud, yang ada di gunung Uhud, yang menjadi tempat Nabi Muhammad mengobati pasukannya yang terluka terkena panah musuh saat perang Uhud. (Foto: Yatimul Ainun/TIMES Indonesia)

Selanjutnya, tim MCH Madinah melihat langsung tempat Rasulullah istirahat, setelah lelah menempuh perjalanan dari Gunung Uhud, usai berperang melawan kaum kafir Quraisy. Kini tempat itu dibangun Masjid sejak pemerintahan Usmani.

"Masjid ini yang menjadi tempat Nabi Muhammad istirahat bersama pasukannya, setelah perang Uhud. Dari lokasi perang Uhud, Nabi berjalan kaki bersama pasukannya," jelas Badar.

Nabi Muhammad istirahat di lokasi tersebut kurang lebih satu hari satu malam. "Shalat Magrib dan Isyak di lokasi ini. Lalu sejak pemerintahan Usmani, lokasi tersebut oleh warga Bani Haratsah dibangun Masjid. Masjidnya bernama Masjid Bani Haritsah," jelasnya.

Masjid tersebut berad di Jalan Sayyid Al Shuoha' Madinah. Lokasinya juga tidak jauh dari Masjid Nabawi. Diberi nama Masjid Bani Haritsah, karena dibangun oleh warga Bani Haritsah.

"Saat itu, belum ada bangunan masjidnya. Masjid di bangun saat masa pemerintahan Usmaniyah," jelas Badar.

Masjid yang didominasi warna biru itu, hanya dipakai untuk shalat jemaah lima waktu. Diluar itu tidak ada aktivitas apapun dan pintu masjid hanya dibuka untuk shalat jemaah lima waktu.

Usai berkunjung ke Masjid Haritsah, rombongan MCH bersama Stafsus Menang dan Sekretaris Daker, Abdillah, melanjutkan ke lokasi lainnya yakni, mengunjungi tempat Nabi Muahammad menaruh baju perang dan semua perlengkapan perang. Baju perang dan perlengkapan perang tersebut akan dipakai untuk perang Uhud.

"Beristirahat menaruh baju perang dan perlengkapan perang itu untuk mengatur strategi baru. Karena ada pasukan pulang ke Madinah, ikut Abdullah bin Ubai Al Munafiqin. Disini nabi mengatur strategi untuk perang Uhud," katanya.

Perjuangan-Nabi-Muhammad-4.jpgTempat Nabi Muhammad menaruh baju perang dan kelengkapan perang serta merencanakan strategi oerang bersama pasukan sebelum menuju medan perang Uhud. (Foto: Yatimul Ainun/TIMES Indonesia)

Lokasi tersebut adalah Ash-shaikhain Mosqoe (ad-Derea). Kini ada bangunan yang tidak bisa dimasuki sembarang orang. Bangunan tersebut juga dibanguna saat pemerintahan Usmaniyah.

"Sebanyak 300 pasukan pulang ke Madinah. Tidak mau ikut perang Uhud, karena membelot, dibawa oleh Abdullah bin Ubai Al Munafiqin. Sisanya melanjutkan untuk ikut perang Uhud, ikut bersama Nabi," kata Badar.

Dikisahkan dalam sebuah riwayat, bahwa Rasulullah memakai dua baju pelindung pada saat perang Uhud. Baju itu terasa berat, hingga Rasulullah tidak sanggup naik ke tempat yang lebih tinggi.

Al-Tirmidzi dalam kitab Syamail Muhammadiyah menyebutkan: "Nabi Muhammad SAW memakai dua baju pelindung saat perang Uhud. Nabi mau naik batu besar, tapi tidak mampu, (karena bajunya berat). Thalhah membantu Rasulullah naik dengan cara duduk di bawahnya. Rasulullah menaiki tubuh Thalhah hingga bisa berdiri di atas batu".

Perjuangan-Nabi-Muhammad-5.jpgLokasi yang pernah menjadi tempat istirahat nabi usah perang Uhud. Kini dibangun masjid. (Foto: MCH Kemenag RI for TIMES Indonesia)

Thalhah membantu Rasulullah untuk naik ke atas batu. Dia duduk dan merelekan tubuhnya menjadi tangga Rasulullah. Dalam sebuah riwayat disebutkan, karena jasanya itu, Thalhah masuk surga.

Baju perang Rasulullah tersebut, pada akhirnya digadaikan kepada Abu Syahm. Abu Syahm adalah orang Yahudi. Rasulullah menggadaikan baju perang untuk membeli makanan pokok. Baju perang itu tidak bisa ditebus Rasulullah hingga beliau wafat. Sehingga, Ali bin Abu Thalib yang melunasi setelah wafat Rasulullah.

Dalam kitab Shahih Bukhari dikisahkan: “Dari Aisyah, Rasulullah SAW pernah membeli makanan dari seorang Yahudi (Abu Syahm) dan menggadaikan baju perangnya kepada Yahudi tersebut”. (HR: Bukhari).

Kunjungan selanjutnya, tim MCH Madinah menuju Jabal Uhud. Di Jabal Uhud tersebut terdapat gua Uhud yang menjadi tempat Rasulullah mengobati para pasukan perang Uhud yang terluka terkena panah musuh.

Kini, lubang pintu masuk gua tersebut sudah ditutup dengan semen. Tidak bisa dimasuki siapapun. Sepanjang gunung Uhud, arah menuju Gus Uhud tersebut juga sudah dipagar besi. Tidak bisa dimasuki orang untuk naik ke gunung tersebut.

"Saat perang Uhud, di Bukit Rumat Uhud, Rasulullah terjatuh dan terluka serta dua gigi bagian depan patah. Saat kondisi demikian, Nabi mundur untuk atur strategi dan menemukan gua tersebut. Lalu, gua itu menjadi tempat mengobati pasukan yang terluka terkena panah musuh," jelas Badar.

Saat gunung itu diinjak oleh Nabi Muhammad dan pasukannya, Gunung Uhud itu bergerak. "Lalu Nabi berkata, jika diatasnya (Gunung Uhud), ada Nabi Muhammad, Sayidina Umar dan Usman. Lalu gunung itu berhenti bergerak. Gunung Uhud tunduk patuh pada nabi. Sejak itu Gunung itu disebut Gunung Surga," beber Badar. (*)

Pewarta : Yatimul Ainun
Editor : Imadudin Muhammad
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan
Berita Haji Terbaru