Siti Mariyam, Jemaah Haji Tertua Banyuwangi Berusia 103 Tahun

Selasa, 16 Mei 2023 - 21:22 | 1.98k
Siti Mariyam, Jemaah Haji Tertua Banyuwangi Berusia 103 Tahun
Siti Mariyam, berusia 103 tahun, jemaah haji tahun 1444 H/2023 tertua di Banyuwangi, warga Dusun, Rejosari, Desa Benculuk, Kecamatan Cluring, Banyuwangi. (FOTO : Anggara Cahya /TIMES Indonesia)

TIMES HAJI, BANYUWANGI – "Niatisun ibadah, anteng, madep, mantep marang Gusti (Niat beribadah, tenang, yakin menghadap kepada Allah SWT)" ucapan yang tercetus dari bibir perempuan tua berusia 103 tahun. Namanya Siti Matiyam, tercatat sebagai jemaah haji tertua di Banyuwangi pada 1444 H/2023. Ia warga Dusun Rejosari, Desa Benculuk, Kecamatan Cluring.

Seakan penantiannya terbayarkan, Mbah Iyam, sapaan akrabnya di desa, menyebut sudah mendaftarkan diri untuk bisa melaksanakan kewajiban rukun islam kelima itu pada tahun 2016. Yang kemudian ia lunasi pada tahun 2019 agar segera mendapat panggilan haji. Sayangnya, Iyam harus menunggu lebih lama karena dilanda pandemi Covid-19.

"Alhamdulillah saya dapat panggilan haji tahun ini, karena sempat ditunda karena Corona," katanya, Selasa (16/5/2023).

Nampak bugar dan sehat. Meskipun pendengaran, penglihatan dan gerak tubuhnya sudah renta, namun jamaah haji tertua dari bumi Blambangan ini tak menunjukkan tanda-tanda masalah kesehatan sedikitpun.

"Malah saat tes kesehatan, dokternya bilang jika Bu Iyam tidak memiliki penyakit dan dinyatakan sehat," sahut menantu Iyam, Markamah.

Yaa, Iyam hidup sendiri di rumahnya. Hanya menantunya, Markamah, itu lah yang menemani Iyam dirumah. Karena memang rumah mereka bersebelahan dan suami Markamah atau anak dari Iyam sendiri bekerja ke pulau Bali.

Wanita kelahiran 1920 itu memiliki 7 anak yang telah merantau mencari ladang rezeki mereka masing-masing. Paling jauh merantau ke Kalimantan, lalu Surabaya, Malang dan sisanya di Banyuwangi namun dengan jarak rumah yang jauh.

Berkeseharian sebagai petani buah dan sayuran, di usianya yang sudah sepuh ia tak pernah hanya berdiam diri dirumah, acapkali Iyam juga pergi ke sawah untuk sekedar memangkas rumput sawahnya. 

Saat ditanya, bagaimana cara supaya bisa tetap sehat, segar bugar di usia yang sudah tidak muda tersebut. Sontak jawaban tak terduga muncul dari bibir dengan deretan gigi yang masih utuh.

"Sabar dan menerima itu kuncinya, munculnya penyakit ada pada pikiran manusia sendiri. Pasrah dan bersyukur adalah jalan mencapai umur panjang," jawab, Iyam.

Ibu dengan tujuh anak itu, juga bercerita jika Ia sudah menikah sejak usia yang masih belia yaitu 15 tahun, dan saat mudanya ia kerap berjualan sayur dan buah hanya dengan berjalan kaki dari rumahnya ke pasar Srono.

Dengan dipanggilnya Iyam untuk menunaikan ibadah suci ke tanah Haram, ia berdoa supaya keluarga dan orang-orang disekitarnya sehat selalu dan dilimpahkan rezeki. (*)

 

Pewarta : Anggara Cahya
Editor : Ferry Agusta Satrio
Publisher : Sofyan Saqi Futaki
Berita Haji Terbaru