Kakek Akat, Jemaah Haji Tertua di Tulungagung Siap Berangkat ke Tanah Suci

Selasa, 30 Mei 2023 - 19:44 | 611
Kakek Akat, Jemaah Haji Tertua di Tulungagung Siap Berangkat ke Tanah Suci
Calon jemaah haji tertua di Tulungagung, Kakek Akat bersama anak-anaknya mempersiapkan barang-barang untuk keperluan selama menunaikan ibadah haji di tanah suci. (Foto : Beny S/TIMESIndonesia).

TIMES HAJI, TULUNGAGUNG – Kakek Akat Bin Poncokarto, seorang pria berusia lebih dari satu abad asal Desa Campurdarat, Kecamatan Campurdarat, Kabupaten Tulungagung, akan segera menjalankan ibadah haji pada tahun 2023 ini. Di usianya yang telah mencapai 103 tahun, Kakek Akat yang lahir pada 1920 tersebut akan menjadi calon jemaah haji tertua di Tulungagung di musim haji tahun ini.

Menjelang keberangkatannya yang dijadwalkan pada tanggal 6 Juni mendatang, Kakek Akat telah melakukan persiapan dengan matang. Ia telah menyiapkan sejumlah pakaian, baju ihram, serta beberapa jenis suplemen dan obat-obatan untuk menunjang kesehatannya selama menjalankan ibadah haji.

Meskipun usianya telah mencapai lebih dari seratus tahun, Kakek Akat masih memiliki kondisi fisik yang cukup sehat dan bugar. Hanya indera pendengarannya saja yang kini mulai berkurang. Sehingga untuk berkomunikasi dengan kakek Akat harus sedikit meninggikan volume suara.

"Alhamdulillah kondisi sehat, setiap pagi jalan-jalan," ujar Akat di rumahnya, Selasa (30/5/2023).

Kakek Akat mengaku, untuk menjaga kondisi fisik menjelang keberangkatannya ke tanah suci, Ia rajin berjalan kaki keliling kampung setiap hari setelah salat subuh. Kakek yang kini telah memiliki 8 cucu dan 8 cicit tersebut juga masih aktif mengikuti salat berjamaah di langgar depan rumahnya.

Ditanya mengenai resep bisa panjang umur dan tetap sehat di usianya saat ini, kakek Akat mengaku tidak memiliki resep khusus. Dia mengatakan kuncinya dalam menjalani hidup adalah sabar, ikhlas serta berani mengalah.

Akat menceritakan jika dulu hidupnya jauh dari kata mapan. Sejak kecil segala jenis pekerjaan berat pernah dia lakoni, mulai dari menjadi buruh angkut di pasar, menjadi buruh di pabrik pembuatan garam, hingga menjadi tukang cikar atau pedati mengangkut batu gamping hingga keluar kota.

"Berhenti kerja sekitar 3 tahun belakangan ini karena dilarang oleh anak-anak," tuturnya.

Dalam perjalanan ibadah hajinya nanti, Kakek Akat akan didampingi oleh anaknya nomor dua, yaitu Rumiati yang kini berusia 67 tahun. Rumiati mengaku telah mempersiapkan segala sesuatu untuk keperluan ayahnya selama beribadah haji nanti.

"Ya dibawakan obat-obatan, masker, popok juga," ungkap Rumiati.

Proses pendaftaran haji hingga keberangkatan kakek Akat pada 2023 ini bukan tanpa halangan dan ujian. Pendaftaran kakek Akat dilakukan oleh anaknya nomor 5, Yuliyah. Menurut Yuliyah, keberangkatan ayahnya untuk menunaikan rukun islam kelima tersebut sempat tertunda dua kali.

Rencana keberangkatan tahun 2020 tertunda karena pandemi Covid-19. Kemudian rencana keberangkatan di tahun 2022 gagal karena kebijakan pembatasan usia.

"Saat itu saya sudah bilang pada bapak agar mengundurkan diri saja, tapi beliau menolak dan bilang agar ditunggu saja," ungkap Yuliyah.

Dan benar saja, buah dari kesabaran kakek Akat memilih menunggu kesempatan berikutnya terwujud di tahun 2023 ini. Begitu mendapat kabar ayahnya masuk daftar calon jemaah haji yang berangkat tahun ini, Yuliyah langsung bergerak memeriksakan kondisi kesehatan ayahnya dan menyelesaikan pelunasan biaya haji.

Dalam keberangkatannya ke tanah suci nanti, kakek Akat akan masuk Kloter 2 dan dijadwalkan bertolak dari Tulungagung menuju asrama haji Sukolilo, Surabaya pada 6 Juni selepas Isya.

Kisah Kakek Akat, yang merupakan calon jemaah haji tertua di Tulungagung, menunjukkan ketekunan dan ketabahan dalam menghadapi rintangan dan penantian yang panjang. Semoga Kakek Akat dapat menjalankan ibadah haji dengan lancar dan kembali ke Tanah Air dengan kebahagiaan yang memenuhi hatinya. (*)

Pewarta : Beny Setiawan (MG-454)
Editor : Ferry Agusta Satrio
Publisher : Sholihin Nur
Berita Haji Terbaru