TIMES HAJI, PACITAN – Indonesia, khususnya pada musim haji 2024 seperti sekarang, memiliki tradisi yang sangat beragam, salah satunya adalah pelaksanaan Walimatus Safar atau tasyakuran sebelum berangkat ke Tanah Suci.
Tradisi Walimatus Safar ini merupakan momen penting di mana orang yang akan berangkat haji mengundang keluarga, tetangga, atau kerabat dekatnya untuk berkumpul dan makan-makan sebagai ungkapan rasa syukur.
Meskipun dalam Alquran, Hadis, dan literatur para ulama tidak dijelaskan secara eksplisit kesunnahan melaksanakan Walimatus Safar sebelum berangkat haji, namun beberapa pendapat ulama dan hadis menjelaskan tentang tasyakuran setelah pulang haji. Hal ini sejalan dengan ajaran Islam yang menekankan pentingnya ungkapan rasa syukur.
Rasulullah SAW juga pernah melakukan semacam tasyakuran ketika beliau datang dari Mekkah, yang disebut Naqiah. Ini merupakan contoh dari praktek selamatan yang dianjurkan dalam Islam. Selamatan haji atau Walimatus Safar tidak bertentangan dengan syariat Islam, bahkan di dalamnya terdapat unsur doa dan sedekah yang sangat dianjurkan.
Namun, dalam melaksanakan Walimatus Safar, perlu diperhatikan beberapa ketentuan agar tidak membebani orang yang akan berangkat haji atau sahibul hajat. Tasyakuran ini sebaiknya dilakukan dengan cermat, tanpa mengorbankan bekal yang disiapkan untuk haji.
Para undangan sebaiknya juga memahami bahwa inti dari Walimatus Safar adalah mendoakan keberangkatan orang yang akan haji, bukan terletak pada makanan yang disajikan.
Selain itu, penting untuk tidak menghambur-hamburkan makanan atau berlebih-lebihan dalam pelaksanaan Walimatus Safar. Meskipun tradisi ini diperbolehkan dalam Islam, namun jika dilakukan dengan berlebihan atau sebagai ajang pamer kekayaan, hal itu akan bertentangan dengan ajaran Islam yang menekankan kebijaksanaan dan keseimbangan dalam berbuat baik.
Sebagaimana yang dinyatakan dalam Alquran,
كلوا واشربوا ولا تسرفوا
"Makan dan minumlah, tetapi jangan berlebih-lebihan" (Surah Al-A'raf: 31).
Oleh karena itu, dalam menjalankan tradisi Walimatus Safar, penting untuk tetap memperhatikan nilai-nilai kearifan dan kesederhanaan yang diajarkan dalam agama Islam.(*)