Gunakan Kapal Hias, Ribuan Warga Gili Ketapang Ramaikan Tradisi ‘Ngereng Haji’

Sabtu, 18 Mei 2024 - 23:56 | 1.20k
Gunakan Kapal Hias, Ribuan Warga Gili Ketapang Ramaikan Tradisi ‘Ngereng Haji’
Gunakan kapal hias, puluhan warga pulau gili ketapang antarkan keluarganya berangkat haji. (Foto: Rizky Putra Dinasti/TIMES Indonesia).

TIMES HAJI, PROBOLINGGO – Dengan menggunakan kapal hias, ribuan warga Pulau Gili Ketapang, Kecamatan Sumberasih, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, mengantarkan sanak saudara yang akan berangkat haji. Tradisi mengantar Calon Jemaah Haji (CJH) asal Pulau Gili ini sudah berlangsung lebih dari 24 tahun.

Warga dengan jumlah penduduk lebih dari 10 ribu jiwa, menyebut tradisi ini sebagai “Ngereng Haji” atau “Nganter Hajien”, yang berarti mengantarkan haji.

Menurut Sulaiman (53), warga asli Pulau Gili, “Ngereng Haji” atau “Nganter Hajien” menjadi tradisi lantaran telah dilakukan secara turun-temurun.

"Tradisi ini sudah dilakukan sejak nenek moyang kita, dan tetap kita lestarikan sampai sekarang," kata pria empat anak itu.

Menurutnya, tradisi ini memiliki nilai-nilai sosial yang tinggi, salah satunya adalah memelihara kerukunan, menjaga silaturahmi, serta berharap mendapatkan doa agar diberikan kemampuan untuk bisa berangkat haji juga.

Seperti yang dilakukan pada Sabtu (18/5/2024) sore, ribuan warga Gili berbondong-bondong naik kapal yang sebelumnya sudah dihias. Mereka mengantarkan sanak saudara yang hendak berangkat haji, mulai dari rumah hingga Hotel Sukolilo di Surabaya.

"Jadi malam sebelumnya, warga bergotong royong untuk menghiasi kapal yang akan digunakan mengantar CJH. Kemudian, sanak saudara mereka ikut menyeberang bahkan sampai ke Hotel Surabaya (Sukolilo)," imbuhnya.

Bahkan menurutnya, sebagai bentuk jati diri, setiap calon jemaah haji (CJH) menaiki satu kapal berukuran besar, sementara sanak saudara lainnya turut serta di dalamnya.

"Jadi meskipun suami istri berangkat haji bersama, namun mereka naik kapal dan diiringi di kapal masing-masing. Satu CJH satu kapal," imbuhnya.

Hal yang sama juga diungkapkan oleh Abdul Ajiz, CJH berusia 26 tahun. Ia merasa senang bisa berangkat haji tahun ini karena ikut kloter gabungan dengan istrinya.

"Saya berangkat dengan istri, tetapi istri di kapal yang lain. Tradisi ini membuat kerukunan antar warga pulau semakin erat dan kuat," kata Ajiz.

Ia berharap dapat menjalankan ibadah haji dengan lancar, termasuk dalam berangkat dan pulang dengan selamat. Ia juga mendoakan agar masyarakat Gili lainnya juga diberikan kesempatan untuk melaksanakan ibadah haji.

"Untuk persiapannya tidak ada yang khusus, paling hanya menyiapkan mental dan fisik saja," imbuhnya.

Hairi (70), salah satu warga Gili yang ikut berangkat tahun ini, juga mengaku senang. Bahkan, ia berharap semua sanak keluarganya juga dapat melaksanakan rukun Islam yang kelima itu.

"Untuk barang-barang yang dibawa, kebanyakan manisan dan juga rokok. Manisan buat makan saya, sebab gigi saya sudah tidak ada," ucapnya sambil tersenyum.

Hairi berharap agar diberikan keselamatan, baik untuk Negara Indonesia, warga Pulau Gili Ketapang, termasuk sanak saudaranya yang turut serta dalam mengantar dan meramaikan tradisi yang ada. (*)

Pewarta : Rizky Putra Dinasti
Editor : Ryan Haryanto
Publisher : Sholihin Nur
Berita Haji Terbaru