Perjuangan Suparmin dan Sariyem, Kisah Ketekunan dan Keberkahan Naik

Rabu, 05 Juni 2024 - 17:17 | 1
Perjuangan Suparmin dan Sariyem, Kisah Ketekunan dan Keberkahan Naik
Suparmin dan Sariyem, jemaah haji Indonesia. (Foto: MCH 2024 Kemenag RI)

TIMES HAJI, MAKKAH – Setelah puluhan tahun menanti, Suparmin dan Sariyem akhirnya merasakan kebahagiaan yang tak terhingga. Pasangan suami istri lansia asal Kabupaten Sragen ini akhirnya berangkat ke Tanah Suci tahun ini, mewujudkan impian yang telah mereka genggam erat sejak lama.

Kisah mereka dimulai dari masa muda yang penuh perjuangan. Suparmin bekerja sebagai tukang tebang tebu selama lima tahun. Penghasilan yang didapatkannya hanya cukup untuk kebutuhan pokok, bahkan membeli gaplek, makanan dari ketela, terasa sulit.

"Waktu itu untuk beli gaplek saja sulit," kenang Suparmin, jemaah haji Indonesia Rabu pagi (5/6/2024).

Menyadari sulitnya hidup, Suparmin beralih profesi menjadi tukang ojek. Meskipun harus bekerja keras dari pagi hingga malam, penghasilan dari mengojek sedikit lebih baik dan mampu mencukupi kebutuhan hidup serta biaya sekolah ketiga anaknya. 

Namun, Suparmin tak pernah melupakan impian besarnya: pergi ke Tanah Suci bersama istri tercinta. Setiap kali mendapatkan penghasilan, ia menyisihkan sebagian untuk ditabung.

"Sebagian penghasilan saya sisihkan untuk daftar naik haji bersama istri," tutur Suparmin dengan semangat yang tak pernah padam.

Ketelatenan Suparmin dalam menabung membuahkan hasil. Selain mengojek, ia juga mulai beternak sapi. Awalnya hanya seekor sapi, namun dengan kerja keras dan ketekunan, jumlah sapinya bertambah menjadi tiga ekor. 

Dari penjualan ketiga ekor sapi inilah, Suparmin dan Sariyem akhirnya bisa mendaftar haji pada tahun 2012.

 "Waktu itu saya senang sekali, akhirnya saya bisa mewujudkan keinginan saya untuk daftar haji bersama istri," ungkapnya penuh syukur.

Keberkahan demi keberkahan menghampiri mereka. Setelah mendaftar haji, Suparmin berhasil membeli kios di pasar dan mulai berjualan bersama istri.

Penghasilan dari kios tersebut cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan menambah tabungan haji mereka. Hingga pada tahun 2023, meskipun sudah lanjut usia, Suparmin yang berusia 75 tahun dan memiliki 11 cucu ini mendapatkan rezeki yang tak disangka-sangka. 

Ia dan Sariyem berangkat umrah setahun sebelum jadwal haji mereka. "Setahun sebelum jadwal berangkat haji, ndelalah saya ada rezeki, dan saya pakai untuk umrah bersama istri," ucapnya dengan haru.

“Alhamdulillah tahun ini kami bisa berangkat menjalankan ibadah haji bersama istri ke Tanah Suci,” lanjut Suparmin dengan mata yang berkaca-kaca. 

Kisah Suparmin adalah bukti nyata bahwa tak ada yang mustahil jika Allah sudah berkehendak. Meskipun memulai perjuangan sebagai tukang ojek dengan penghasilan pas-pasan, semangat dan ketekunannya tak pernah surut. Dia terus bekerja keras, menabung dengan telaten, dan selalu percaya pada pertolongan Allah. 

Perjuangan Suparmin dan Sariyem menuju Tanah Suci adalah contoh inspiratif bagi kita semua. Bahwa dengan niat yang tulus, usaha yang gigih, dan doa yang tak pernah putus, impian sebesar apapun dapat terwujud. Ketika Allah berkehendak, pintu rezeki akan terbuka lebar, membawa kita menuju impian yang selama ini kita genggam erat.(*) 

Pewarta : Imadudin Muhammad
Editor : Imadudin Muhammad
Publisher : Rizal Dani
Berita Haji Terbaru