TIMES HAJI, BONDOWOSO – Rangkaian Puncak Haji 2024 segera dilaksanakan, dan gelombang jemaah haji mulai bergerak ke Arafah, Jumat (14/6/2024).
Jemaah haji asal Bondowoso dipastikan sudah siap mental dan fisik untuk mengikuti rangkaian ibadah haji tahun ini.
Kasi Penyelenggara Haji dan Umrah (PHU) sekaligus PLH Kepala Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Bondowoso, Suharyono menjelaskan, jemaah haji asal Bumi Ki Ronggo dalam kondisi sehat.
Total ada 914 jemaah haji asal Bondowoso. Memang beberapa waktu lalu sempat ada yang dirawat di rumah sakit, tapi sudah pulih dan berkumpul dengan jemaah lain.
Sejak beberapa waktu lalu kata dia, bis sholawat ke Masjidil Haram sudah tidak beroperasi, sehingga jemaah disarankan salat di masjid dekat hotel.
“Atau di masjid hotel yang sudah disiapkan oleh perhotelan,” kata dia.
Sebelum puncak haji ini kata dia, pihaknya menyarankan agar jemaah haji asal Bondowoso tidak salat di Masjidil Haram karena jaraknya sekitar 3-4 kilometer.
Tujuannya agar jemaah haji menjaga kesehatan untuk melaksanakan rangkaian puncak ibadah haji.
“Hari Jumat, tanggal 8 Dzulhijjah untuk jemaah haji persiapan untuk ke Arafah,” kata dia.
Wukuf di Arafah akan dilaksanakan pada Sabtu (15/6/2024) waktu Arab Saudi. Sementara untuk waktu Indonesia bertepatan dengan Hari Minggu (16/6/2024).
Sementara terkait adanya persoalan jemaah haji yang menggunakan visa non haji, pihaknya memastikan tidak ada warga Bondowoso.
Apalagi Kemenag Bondowoso hanya berwenang menangani haji reguler, dan tidak berwenang mengurus haji furoda dan haji mujamalah.
“Haji mujamalah itu undangan dari Kerajaan Arab Saudi. Visanya langsung diberikan kepada travel tapi travel tetap melaporkan ke Kementerian Agama pusat,” jelas dia.
Menurutnya, adanya kasus jemaah yang menggunakan visa non haji sedikit berdampak pada jemaah haji Bondowoso. Yakni beberapa jemaah haji sempat tidak mendapatkan kartu nusuk.
Kartu tersebut digunakan sebagai akses untuk bisa masuk ke Masjidil Haram atau masuk ke Arafah.
Ia juga mengungkapkan, selain aturan semakin ketat, Pemerintah Arab Saudi mendadak memberlakukan kartu nusuk setelah kasus jemaah yang menggunakan visa non haji.
“Untuk jemaah haji, harus semuanya pakai kartu nusuk ketika masuk Masjidil Haram, terlebih lagi nanti di Arafah. Dipastikan untuk haji reguler dapat kartu ini, tinggal mengunduh di aplikasi,” paparnya. (*)